MENGAPA HARUS BERDAKWAH? (1)
Tulisan kali ini akan membahas tentang pentingnya
melakukan dakwah. Kenapa kita harus berdakwah dan untuk apa? Untuk itu kita
akan membahas tentang urgensitas dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar.
Dakwah: Penting dan Wajib
Sebagai seorang
muslim, tentu kita tidak asing sama sekali dengan istilah dakwah. Secara etimologis dakwah dapat diartikan
sebagai panggilan, doa, anak angkat, aduan, undangan dan seruan. Sedangkan
secara terminologis dakwah adalah aktivitas menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, atau usaha untuk mengubah keadaan yang rusak (tidak
Islami) menjadi baik (sesuai dengan tuntunan Islam).
Tentu kita sudah mafhum bahwa dakwah adalah
kewajiban setiap muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl :
125.
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl [16]:125)
Ketika kita menjadi seorang muslim, maka secara
ostosmastis (eh, otomatis) kita telah terbebani dengan kewajiban dakwah, tanpa
bisa mengelak sedikit pun. Karena sebagai Muslim, kita diwajibkan untuk masuk
ke dalam Islam secara kaffah, artinya kita wajib untuk menjalankan semua
seruan Islam, termasuk dakwah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي
السِّلْمِ كَآفَّةً
Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan)... (QS. Al-Baqarah : 208)
Friend, perlu kita ketahui bahwa ISLAM ADALAH AGAMA
DAKWAH. Camkan betul-betul! Kalimat laa ilaha illallah adalah
inti ajaran Islam sekaligus pendorong utama kegiatan dakwah. Mengapa demikian?
Wah mulai seru niih...
Karena, ketika seorang muslim mengucapkan dua kalimat
syahadat: laa ilaha illallah muhammadan rasulullah berarti dia
telah mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah, ditakuti dan ditaati
perintah-Nya selain Allah saja, dan kita mengakui pula bahwa Muhammad saw
adalah seorang hamba pilihan, utusan Allah dan segala apa yang beliau bawa
tidak lain adalah wahyu yang harus dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia.
Mengakui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah,
ditakuti dan ditaati perintah-Nya selain Allah. Maknanya menjadikan Allah SWT
sebagai satu-satunya Rabb yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Berarti pula
kewajiban kita untuk mengingkari tuhan-tuhan lain selain Allah, karena jika
kita mengingkari Allah berarti kita termasuk KAFIR, sementara jika kita
mengakui Allah sebagai tuhan kita tetapi pada saat yang bersamaan kita masih
mengakui tuhan lain selain-Nya berarti kita tergolong MUSYRIK. Sebagaimana
dahulu orang-orang pada zaman jahiliyah yang mengakui Allah sebagai tuhan
mereka sementara pada saat yang bersamaan mereka juga mempunyai sesembahan lain
selain-Nya seperti Lata, Uzza, Manath dsb. Maka mereka tergolong musyrik.
Kita pun wajib mengingkari tuhan-tuhan selain Allah baik
itu berupa patung-patung atau berhala maupun selainnya seperti
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam seperti sosialisme-Marxisme yang
menganggap bahwa segala sesuatu adalah materi sehingga mengingkari keberadaan
Tuhan, ataupun paham sekularisme dan liberalisme yang memisahkan peran agama
dalam kehidupan dan bahwa manusia bebas berkehendak sesuai keinginan tanpa
mengenal batasan agama. Termasuk pula paham demokrasi karena hakikat demokrasi
adalah memberikan hak membuat hukum berada di tangan manusia (untuk pembahasan
mengenai kekufuran demokrasi akan kita bahas pada tulisan selanjutnya, insya
Allah).
Kita wajib mentaati perintah Allah tanpa terkecuali dan
kita wajib menerima setiap hukum yang telah Allah tetapkan dengan lapang dada.
Allah SWT berfirman:
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ
ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.(QS. An-Nisa :
65)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً
أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab : 36)
Nah, mengakui bahwa Muhammad saw adalah seorang hamba
pilihan, utusan Allah dan segala apa yang beliau saw bawa adalah wahyu berarti
kita wajib menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang wajib diikuti.
Artinya, apa saja yang beliau perintahkan maka kita wajib untuk melaksanakan.
Sebaliknya, apa saja yang beliau cegah maka kita tidak boleh alias wajib untuk
meninggalkannya. Kita wajib menjadikan beliau sebagai satu-satunya teladan dan
tolok ukur perbuatan kita. Tidak boleh kita mengambil yang lain sebagai teladan
semisal Plato, Aristoteles, Empu Gandring dlsb.
Itulah makna syahadat yang harus kita pahami sehingga
kita bisa menjalani kehidupan sebagai Muslim yang lurus, yang sesuai dengan
ikrar kita (yaitu dua kalimat syahadat itu sendiri).
Dua kalimat syahadat ini wajib kita junjung tinggi dan
kita sebarkan ke seluruh dunia. Dimana masih ada kekufuran maka disitu kita
wajib untuk melenyapkannya hingga Islam benar-benar menyelimuti seluruh dunia
dan menerangi dengan cahaya kemuliaannya.