Senin, 08 Juli 2013

Dakwah adalah Cinta...

Dakwah adalah Cinta

Pernahkah kita merenungi, ketika Ibu kita, atau ayah kita, kakak, paman/bibi, kakek/nenek kita marah kepada kita ketika kita berbuat salah. Apakah mereka marah karena membenci kita?
Friends, orang-orang di atas marah bukan karena mereka membenci kita. Tapi sebaliknya, mereka marah justru karena mereka menyayangi kita. Mereka mencintai kita. Itulah cinta sejati kepada sesama.
“Cinta bukan berarti memberikan segala yang disenangi orang yang kita cintai. Tapi cinta adalah memberikan segalanya untuk kebaikan orang yang kita cintai, meskipun dia membencinya”. Setuju?
Yups, orangtua kita tidak mungkin akan membiarkan kita kalau kita berbuat salah. Tidak mungkin – kecuali orang tua yang gila atau mereka sudah tidak mencintai anaknya lagi – akan mengatakan kepada anaknya yang mencuri mangga miliki tetangga, “Wah hebat sekali kamu, Nak. Kamu mencuri di mana tadi? Besok ambil lebih banyak ya?”. Tentu tidak, sebab bila itu terjadi maka kita akan menjadi orang yang tidak pernah memiliki perasaan bersalah dan pada ujungnya kita akan melakukan tindakan sesuka hati. Kita akan menjadi liar!
Dakwah adalah cinta. Berarti ketika kita berdakwah mengajak manusia kepada Islam, melakukan amar ma’ruf nahi munkar itu adalah karena kita cinta, sayang dan peduli kepada sesama manusia. Dengan berdakwah kita menghendaki manusia untuk menjadi baik, yaitu selalu terikat dengan aturan-aturan Sang Pencipta.
Ideologi kapitalisme yang rusak – yang dianut hampir semua negara – telah menjerumuskan manusia ke dalam kemelut masalah yang sepertinya tidak pernah ada penyelesaiannya. Kemiskinan yang membuat orang kesulitan mengakses pendidikan sehingga menyebabkan merajalelanya kebodohan, kebodohan yang mengakibatkan rendahnya SDM sehingga menurunkan produktivitas, menurunnya produktivitas menyebabkan minimnya penghasilan, minimnya penghasilan sudah pasti menyebabkan kemiskinan dan seterusnya, terus berputar seperti lingkaran setan.
Sistem ini juga menyebabkan menjamurnya praktek korupsi dan suap. Tengoklah di TV-TV. Para pejabat yang terjerat kasus korupsi hampir setiap hari kita temukan, seolah menjadi menu tambahan setelah “4 Sehat 5 Sempurna” (enaknya jadi apa ya? Mungkin “4 Sehat 5 Sempurna 6 Luar Biasa”. Ada yang setuju? Ada ide lebih baik? Hehe...). Lihat pula bagaimana menjamurnya praktek suap. Suap hakim/pejabat, suap untuk mendapat pekerjaan, suap untuk “melincinkan” urusan, suap sana suap sini. Musim pemilu adalah pemandangan paling mengerikan!
Para pemuda juga tidak luput dari wabah yang dibawa ideologi ini, bahkan menjadi sasaran utama. Budaya F4 (Fun, Food, Fashion, Fight) dan 3S (Sex, Song, Sport) benar-benar sukses merusak generasi muda. Narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain telah menjadi pemandangan sehari-hari dewasa ini. Menu ke-7.
Mungkin pas jika dikatakan zaman sekarang adalah zaman ‘jahiliyah modern’. Bagaimana tidak? Jika di zaman jahiliyah – sebelum datang Islam – banyak terjadi perang antar suku, sekarang banyak orang, apalagi pemuda mati sia-sia karena tawuran, bentrok antarsupporter bola dan lain-lain. Dulu minuman keras (khamr) dan prostitusi banyak ditemukan di tengah-tengah masyarakat. Sama. Malah sekarang mendapat perlindungan undang-undang. Dulu orang jahiliyah mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena dianggap aib. Sekarang, bahkan belum tahu si jabang bayi laki-laki atau perempuan sudah dibunuh (diaborsi). Dulu praktek riba menjamur di tengah-tengah kehidupan, sekarang bahkan riba menjadi tulang punggung ekonomi negara!
Dan masih banyak lagi budaya jahiliyah yang menjadi makanan kita sehari-hari. Wis toh, wareg-wareg!!
Friends, begitu hancurnya tata kehidupan dalam sistem kapitalis sampai seolah-olah manusia akan binasa olehnya. Namun, di tengah-tengah hiruk-pikuk itu, umat mulai menemukan secercah cahaya. Cahaya itu yang akan menyelamatkan manusia dan mengembalikan kehidupan yang mulia. Cahaya itu adalah Islam. Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan dan yang akan mampu menyelamatkan manusia dari kerusakan yang ditimbulkan oleh ideologi kapitalisme.
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Allah swt berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al-Anbiyaa’ : 107)
Hanya dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah dan meninggalkan kapitalisme, umat bisa meraih kemuliaan seperti yang pernah terjadi di masa lalu ketika kehidupan diatur dengan menggunakan hukum Islam. Masyarakat hidup sejahtera di bawah naungan Khilafah Islam dan mampu menorehkan prestasi gemilang.
Friends, jika kita benar-benar mencintai dan peduli pada keluarga kita, kerabat, sesama muslim dan manusia secara keseluruhan tentu kita menghendaki kebaikan untuk mereka MESKIPUN MEREKA MEMBENCINYA.
Bisa jadi – dan ini sudah banyak terjadi – ketika kita mendakwahi mereka, mereka justru tidak menyukai kita. Mereka akan menganggap kita sok suci, suka ikut campur urusan orang lain dan sebagainya. Bahkan mereka akan menganggap kita aliran keras hanya karena kita menyerukan penerapan Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam seluruh aspek kehidupan.

So, kita harus bersabar dan tak boleh mudah menyerah. Jangan patah semangat karena “cinta” kita ditolak. Jika kita bersabar, insya Allah suatu saat mereka akan menyadari ketulusan cinta kita dan menerima kita. Pada akhirnya mereka akan mau hidup dalam tatanan syariat Islam yang memuliakan manusia dan mencampakkan sistem kapitalisme yang menyengsarakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar