MENGAPA HARUS BERDAKWAH?
(2)
Sebelumnya kita telah
membahas alasan pertama mengapa kita harus berdakwah. Karena Islam agama dakwah
dan kalimat laa ilaha illallah muhammadan rasulullah adalah inti
ajaran Islam dan sekaligus pendorong utama kegiatan dakwah.
Friends, alasan selanjutnya
mengapa kita harus berdakwah adalah karena kita mengikuti teladan kita baginda
Nabi Muhammad saw. Kita tahu bahwa dakwah adalah misi utama kenabian beliau
saw. Sepanjang Nabi Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul maka kehidupan
beliau tidak pernah lepas dari aktivitas dakwah menyampaikan risalah Islam
kepada bangsa Arab dan juga seluruh umat manusia.
Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيراً وَنَذِيراً وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا
خلَا فِيهَا نَذِيرٌ
Sesungguhnya
Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada
padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir: 24)
Kalau kita mempelajari
sejarah kehidupan Rasul saw – semenjak diutus sebagai nabi dan rasul hingga
beliau wafat – maka akan terpampang nyata (bahasanya Syahroni) bahwa kehidupan
Nabi saw adalah kehidupan dakwah.
Pertama, sejak beliau diangkat menjadi nabi dan rasul, sepulang
dari gua Hira’ setelah pertemuan beliau dengan malaikat Jibril, Nabi saw
langsung mengajak istri beliau tercinta Khadijah ra. untuk beriman kepada Allah
dan beriman bahwa Beliau saw adalah utusan Allah. Khadijah pun beriman dan
menjadi pendukung utama dakwah Nabi Muhammad saw.
Lalu Rasul saw mengajak Ali
bin Abi Thalib, Abu Bakar dan Zaid bin Haritsah. Mereka pun beriman. Rasulullah
terus mengajak masyarakat untuk memeluk agama Islam dan meninggalkan kehidupan
jahiliyah yang rusak. Sebagian masyarakat menerima dakwah Nabi dan masuk Islam,
sementara sebagian lagi ada yang menolak bahkan memusuhi dakwah Nabi.
Friends, kita musti salut
kepada teladan kita Nabi Muhammad saw. Kenapa? Karena beliau sangat gigih dalam
berdakwah dan tidak kenal menyerah meskipun banyak yang menentang beliau.
Beliau seringkali diejek, dihina, difitnah, dicaci-maki bahkan dianiaya,
dilempari kotoran dan berbagai perlakuan buruk tapi beliau tetap teguh
memperjuangkan agama Allah. Beliau juga tidak tertarik dengan tawaran kaum
kafir Quraisy, bahwa mereka akan memberikan harta yang berlimpah, kedudukan
tinggi dan akan dicarikan wanita tercantik untuk dinikahkan dengan beliau
asalkan beliau meninggalkan dakwah. Friends, tahukah kalian apa jawaban Nabi
saw ketika mendapat tawaran seperti itu? Ini jawaban beliau:
“Demi Allah, seandainya mereka meletakkan
matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan
persoalan ini (Islam) hingga Allah memenangkan perkara ini atau aku mati
karenanya, niscaya aku tidak akan meninggalkan persoalan ini”.
Kedua. Setelah pada awalnya dakwah dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, pada tahapan selanjutnya dakwah pun dilakukan secara
terang-terangan, tanpa tedeng aling-aling! Ketika Rasul melakukan dakwah secara
terbuka maka permusuhan kafir Quraisy semakin besar. Mereka semakin “gerah”
dengan dakwah Nabi saw. Mereka semakin brutal.
Para sahabat Nabi mulai
mendapat penganiayaan. Ada yang dijemur di padang pasir yang panas membara dan
di atasnya ditindih batu besar. Ada juga yang disiksa hingga menjadi syuhada’.
Mereka dipaksa agar keluar dari Islam, tetapi keteguhan iman mereka telah
mengalahkan pedihnya siksaan. Rasulullah sendiri mengalami pemboikotan
(embargo) selama tiga tahun sehingga beliau sangat menderita. Sekali lagi kita
harus salut pada perjuangan Rasulullah dan para sahabat beliau.
Dan masih banyak kesulitan
yang dihadapi Rasulullah dan para sahabat. dalam rangka mendakwahkan risalah
Islam ke tengah-tengah masyarakat. Berapa banyak? Banyak sekali! Makanya tidak
mungkin disebutkan satu-persatu dalam tulisan ini. Untuk lebih lengkapnya
silahkan baca sendiri di kitab-kitab siroh Nabi. Di sini singkat saja, dan kita
langsung masuk ke tahap ketiga.
Ketiga, Rasulullah beralih dari dakwah di Makkah menuju Madinah.
Di sini Rasulullah saw bukan hanya menjadi seorang da’i yang menyeru manusia ke
jalan Allah, tapi di Madinah Rasul juga berperan sebagai seorang kepala negara.
Di Madinah dakwah Rasul diterima dan masyarakat mayoritas memeluk Islam. Hukum
yang diterapkan juga hukum Islam. Wah, sudah enak dong. Sudah nggak dimusuhi
lagi?
Seandainya Rasulullah
berhenti sampai Madinah, di sini masyarakat menerima Rasulullah dan bersedia
melindungi beliau, mungkin sudah enak. Mungkin. Tapi bukanlah seorang Rasul
jika beliau saw berhenti berdakwah menyampaikan risalah Islam. Dakwah terus
berlanjut.
Rasulullah saw mengajak
seluruh bangsa Arab dan memerangi mereka hingga masuk Islam. Tidak hanya itu,
Rasulullah juga mengajak raja-raja Mesir, Persia sampai Romawi untuk memeluk
agama Islam dan mengancam mereka dengan siksaan neraka. Ini bukan main-main,
Friends. Umat Islam pada waktu itu masih sangat sedikit dan sudah berani
menghadapi negara-negara adidaya semacam Romawi dan Persia. Coba kalau
sekarang, umat Islam sedemikian besar tapi tidak berkutik melawan musuh-musuh
Islam yang sering menghina Islam. Kok bisa ya? Ada di pembahasan lain. Insya
Allah.
Demikianlah, kehidupan
Rasulullah saw tidak pernah lepas dari aktivitas dakwah. So, kita sebagai umat
Islam wajib mengikuti beliau.
Rasulullah saw bersabda: “Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat”. Ini salah satu perintah untuk berdakwah,
selain banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang memerintahkan hal
yang sama.
Friends, dakwah di masa
sekarang – dimana masyarakat telah jauh dari ajaran Islam dan tidak lagi menerapkan
hukum Islam – adalah mengajak masyarakat untuk kembali menerapkan syariat Islam
dalam seluruh aspek kehidupan. Syariat Islam wajib dilaksanakan secara kaffah
(keseluruhan) sehingga kita berdosa jika tidak menerapkan hukum Islam. Di
samping itu tidak diterapkannya hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan
membuat kehidupan masyarakat menjadi rusak dan menyebabkan penderitaan. Pun
kita wajib mengajak orang-orang non-Muslim untuk masuk Islam, tentunya tanpa
paksaan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar