1.Badrul memang
keterlaluan. Dia tidak mencuci pakaiannya selama sebelas bulan.
2.Tapi karena terbiasa, Badrul
tetap merasa nyaman dengan pakaian itu, betapa pun pakaian itu kumal dan bau.
3.Orang-orang
menyebutnya jorok, teman kambing, manusia gua. Dia tak peduli. Katanya enjoy
jadi diri sendiri
4.Tapi bulan ini ada
yang berbeda. Tiba-tiba saja dia mencuci pakaiannya. Ketika ditanya, dia
menjawab, “Ini adalah bulan istimewa.”
5.Sebulan ini dia mencuci
pakaiannya. 30 hari berturut-turut tanpa jeda. Kini pakaian itu benar-benar
bersih. Tak sedikitpun kotoran menempel. Pakaian itu benar-benar seperti baru, harum
pula baunya.
6.Tapi, sebulan telah
berlalu dan berganti bulan baru. Badrul mengambil pakaiannya yang bersih lalu
memasukkannya ke dalam selokan...
7.What happen???
8.Apa yang ada di
pikiran Anda? Konyol? Absurd? Gila? Bagaimana mungkin orang yang sudah susah
payah selama sebulan penuh membersihkan pakaiannya, lalu dalam hitungan
beberapa menit saja sudah membuat pekerjaannya sia-sia?
9.Masalahnya, bagaimana
jika secara sadar atau tidak, hal itu terjadi pada kita?
10.Bayangkan saja, sebelas
bulan kita menjalani aktivitas. Secara sadar atau tidak kita melakukan banyak
kemaksiatan yang semakin lama semakin menggunung, hingga tak terhitung lagi
besarnya.
11.Lalu selama sebulan
penuh kita bersihkan dosa-dosa itu dengan shaum Ramadhan. Dan puncaknya ketika
Idul Fitri, Allah SWT membersihkan dosa-dosa kita sebagaimana bayi keluar dari
kandungan.
12.Tapi dengan
entengnya, kita kembali mengotori jiwa dengan dosa-dosa.
13.Saat Ramadhan
berakhir, kita pun kembali banyak bermaksiat. Kita banyak meninggalkan sholat,
sering mengumbar aurat dan menuruti nafsu syahwat, Al-Qur’an ditutup rapat-rapat,
sedekah jadi urusan keseratus empat (jauuh amat.....?)
14.Saudaraku, kita harus
pandai-pandai menjaga keimanan dan ketakwaan. Supaya Ramadhan yang kita lewati
tak sekedar tinggal kenangan, tapi menjadi sebuah momentum perubahan.
15.Hendaknya kita selalu
meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, yang wajib maupun yang sunnah, dan
menjauhi perkara syubhat, apalagi yang jelas-jelas diharamkan Allah.
16.Kalau kita mengira
bisa senantiasa membentengi diri (dari berbuat dosa) seorang diri, itu sangat
konyol. Ibarat kita mengira sehelai benang sanggup digunakan untuk menarik
kapal. Maka penting untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh, serta
berjuang bersama mereka untuk menegakkan agama Allah.
17.Selama Ramadhan Allah
SWT memerintahkan kita berpuasa agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Sedangkan takwa diartikan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segal
larangan-Nya. Sementara saat ini, banyak hukum Allah yang dicampakkan. Kita malah
menerapkan hukum-hukum yang berasal dari selain Islam untuk mengatur kehidupan.
Akibatnya kita tak bisa meraih takwa dengan sempurna.
18.Maka seharusnya kita
menjadikan memontum Ramadhan – dan tentu selepas Ramadhan nanti – untuk terus
berjuang menegakkan hukum Allah di muka bumi. Saatnya kita berjuang untuk
menerapkan Syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H
Minal a’idin wal fa’izin
Mohon Maaf Lahir & Batin
Wassalam,
mashari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar