Selasa, 06 Agustus 2013

Kembali Fitri (tapi) Kembali Ternodai

1.Badrul memang keterlaluan. Dia tidak mencuci pakaiannya selama sebelas bulan.

2.Tapi karena terbiasa, Badrul tetap merasa nyaman dengan pakaian itu, betapa pun pakaian itu kumal dan bau.

3.Orang-orang menyebutnya jorok, teman kambing, manusia gua. Dia tak peduli. Katanya enjoy jadi diri sendiri

4.Tapi bulan ini ada yang berbeda. Tiba-tiba saja dia mencuci pakaiannya. Ketika ditanya, dia menjawab, “Ini adalah bulan istimewa.”

5.Sebulan ini dia mencuci pakaiannya. 30 hari berturut-turut tanpa jeda. Kini pakaian itu benar-benar bersih. Tak sedikitpun kotoran menempel. Pakaian itu benar-benar seperti baru, harum pula baunya.

6.Tapi, sebulan telah berlalu dan berganti bulan baru. Badrul mengambil pakaiannya yang bersih lalu memasukkannya ke dalam selokan...

7.What happen???

8.Apa yang ada di pikiran Anda? Konyol? Absurd? Gila? Bagaimana mungkin orang yang sudah susah payah selama sebulan penuh membersihkan pakaiannya, lalu dalam hitungan beberapa menit saja sudah membuat pekerjaannya sia-sia?

9.Masalahnya, bagaimana jika secara sadar atau tidak, hal itu terjadi pada kita?

10.Bayangkan saja, sebelas bulan kita menjalani aktivitas. Secara sadar atau tidak kita melakukan banyak kemaksiatan yang semakin lama semakin menggunung, hingga tak terhitung lagi besarnya.

11.Lalu selama sebulan penuh kita bersihkan dosa-dosa itu dengan shaum Ramadhan. Dan puncaknya ketika Idul Fitri, Allah SWT membersihkan dosa-dosa kita sebagaimana bayi keluar dari kandungan.

12.Tapi dengan entengnya, kita kembali mengotori jiwa dengan dosa-dosa.

13.Saat Ramadhan berakhir, kita pun kembali banyak bermaksiat. Kita banyak meninggalkan sholat, sering mengumbar aurat dan menuruti nafsu syahwat, Al-Qur’an ditutup rapat-rapat, sedekah jadi urusan keseratus empat (jauuh amat.....?)

14.Saudaraku, kita harus pandai-pandai menjaga keimanan dan ketakwaan. Supaya Ramadhan yang kita lewati tak sekedar tinggal kenangan, tapi menjadi sebuah momentum perubahan.

15.Hendaknya kita selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, yang wajib maupun yang sunnah, dan menjauhi perkara syubhat, apalagi yang jelas-jelas diharamkan Allah.

16.Kalau kita mengira bisa senantiasa membentengi diri (dari berbuat dosa) seorang diri, itu sangat konyol. Ibarat kita mengira sehelai benang sanggup digunakan untuk menarik kapal. Maka penting untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh, serta berjuang bersama mereka untuk menegakkan agama Allah.

17.Selama Ramadhan Allah SWT memerintahkan kita berpuasa agar kita menjadi orang yang bertakwa. Sedangkan takwa diartikan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segal larangan-Nya. Sementara saat ini, banyak hukum Allah yang dicampakkan. Kita malah menerapkan hukum-hukum yang berasal dari selain Islam untuk mengatur kehidupan. Akibatnya kita tak bisa meraih takwa dengan sempurna.

18.Maka seharusnya kita menjadikan memontum Ramadhan – dan tentu selepas Ramadhan nanti – untuk terus berjuang menegakkan hukum Allah di muka bumi. Saatnya kita berjuang untuk menerapkan Syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H
Minal a’idin wal fa’izin
Mohon Maaf Lahir & Batin




Wassalam,
mashari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar