Pasti asyik dong kalau bisa jadi bintang kelas? Di
mana-mana selalu disanjung-sanjung. Oleh guru, teman-teman bahkan masyarakat
akan memberikan acungan jempol sama kita. Dan tentu lebih asyik lagi kalau kita
tidak hanya pintar di dalam kelas, kita pun sering menjuarai berbagai
perlombaan dan menjadi pemenang. Membawa nama besar sekolah, tempat tinggal,
keluarga, dan tentu saja nama kita!
Itulah sekilas tentang potret seorang bintang.
Orang-orang (khususnya remaja) berprestasi baik dia berprestasi di bidang
akademik maupun non-akademik. Gimana Fren, berminat untuk menjadi remaja
berprestasi? Dan, saya menawarkan lebih. Bukan hanya berprestasi, tapi
sekaligus disayang Allah. Asyik apa asyik? Lanjutkan membaca!
Siapa yang kenal Imam Syafi’i angkat tangan!
Yang kenal Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Firnas Jabbir
ibnu Hayyan dan Al-Haytsam angkat tangan!
Yang kenal Ali bin Abi Thalib angkat tangan
tinggi-tinggi!
Wah, siapa mereka? Baiklah, bagi yang belum kenal siapa
mereka silakan baca biografi singkat mereka berikut:
Imam Syafi’i adalah
pendiri madzab Syafi’i. Beliau adalah seorang ‘pendekar’ fiqih yang sangat ahli
di bidangnya. Beliau juga merupakan sosok remaja yang brillian. Beliau telah
hafal Al-Qur’an sejak usia 9 tahun dan telah hafal kitab Al-Muwatha’ karya
Imam Malik yang berisi 1.720 hadits pilih usia 10 tahun. Usia 15 tahun sudah
menjadi mufti (ahli fatwa) di kota Makkah. (Ngomong-ngomong kalian usia berapa
tahun ketika bisa melakukan semuanya? He he he, menghina ya?)
Ibnu Sina adalah
seorang ahli di bidang kedokteran. Orang Barat menyebutnya Avicena. Bukunya
Al-Qanun fi At-Tibb (The Canon of Medicine) menjadi referensi sampai ke Eropa
selama beberapa abad.
Al-Khawarizmi adalah
pakar matematika. Dialah yang pertama kali memperkenalkan istilah ALJABAR.
Abbas bin Firnas
adalah orang yang pertama kali merancang mesin terbang, jauh sebelum
orang-orang Eropa menemukan pesawat terbang.
Jabbir
ibnu Hayyan, dia adalah ahli kimia. Masyarakat Barat mengenalnya sebagai Geber.
Karena jasanya memperkenalkan metode ilmiah eksperimental dan juga lebih dari
20 macam peralatan laboratorium seperti alat destilasi, kristalisasi,
purifikasi, oksidasi, evaporasi, filtrasi dan kristalografi, seperti dalam
bukunya Kitab al-Istitmam, beliau diakui dunia sebagai “Bapak Ilmu Kimia”.
Adapun Al-Haytsam
adalah jenius di bidang optika. Dia telah mempelajari teori-teori tentang optik
ketika beliau berada di dalam penjara.
Nah, Ali bin Abi
Thalib. Siapa yang tidak kenal beliau. Saudara sepupu sekaligus menantu Rasulullah
saw. dan orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Beliau telah
berjuang menegakkan Islam sejak pertama kali Rasulullah mulai berdakwah di Makkah.
Beliau juga seorang sosok yang genius sampai-sampai Rasulullah memuji Ali
dengan sabdanya, “Aku adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah kuncinya”.
Nama-nama di atas adalah beberapa nama orang besar
sepanjang sejarah Islam yang telah menorehkan prestasi yang luar biasa, yang
jasa-jasanya telah mampu mendorong umat Islam mencapai kejayaan.
Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana
cara mereproduksi orang-orang seperti mereka? Dan lebih penting lagi buat kita,
bagaimana kita bisa menjadi seperti mereka?
Fren, paling tidak ada 3 faktor penting yang mendukung
generasi emas muslim dalam meraih prestasi-prestasi yang menakjubkan. 3 faktor
ini harus kita miliki agar kita bisa menjadi remaja-remaja berprestasi seperti
mereka.
a.
Semangat belajar yang luar biasa.
Mungkin kita akan
beranggapan bahwa nama-nama di atas bisa menjadi orang-orang besar dibidangnya
karena mereka dianugerahi kecerdasan yang luar biasa oleh Allah swt. (Dengan
anggapan ini kemudian kita memilih menyerah kepada teman yang lebih pandai dari
kita, lalu bersikap pragmatis: nyontek aja sama dia! Hayo jujur,,,) Tidak salah
memang, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Sesungguhnya yang membuat mereka
menjadi orang besar karena semangat belajar mereka yang luar biasa.
Imam Syafi’i
memang seorang jenius, tapi bukan kejeniusan beliau yang membuat beliau sukses
menjadi ulama besar. Jika kita membaca biografi beliau kita akan tahu beliau
sangat semangat dan tidak pernah puas dalam menuntut ilmu. Jika dikalkulasi
saja, jumlah guru Imam Syafi’i sama banyaknya dengan jumlah muridnya. Bisa
bayangkan?
b.
Lingkungan yang kondusif.
Lingkungan juga
sangat mempengaruhi. Jika kita berda di lingkungan yang di sana orang-orangnya
malas belajar, maka kita pasti akan ketularan malas belajar, betul? Begitu pula
yang terjadi dengan tokoh-tokoh di atas. Di masa mereka, semangat belajar
masyarakat terutama remaja sangat tinggi. Jadilah suasana belajar yang
kondusif. Tidak seperti sekarang dimana para remaja banyak menghabiskan waktu
mereka untuk mencari kesenangan. Yang penting hepi!, katanya. Rasain lho nggak
maju-maju. ^_^
c.
Aturan dalam masyarakat yang menjamin kenyamanan belajar.
Ini terutama sistem
yang diterapkan oleh negara. Dulu, ketika Islam diterapkan, negara menjamin
semua warganya agar mendapatkan pendidikan. Penguasa saat itu menyediakan
pendidikan gratis untuk semua baik miskin maupun kaya, muslim maupun
non-muslim. Negara juga menyediakan berbagai fasilitas agar para pelajar bisa
belajar dengan nyaman serta menyediakan sarana-prasarana demi mendukung
kemajuan belajar siswa seperti perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Gratis!! Sekarang?
Peran Stratesis Remaja
Fren, sebenarnya remaja memiliki peran besar dalam
kehidupan masyarakat. Mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh
masyarakat umum.
Remaja adalah penentu masa depan umat, karena remaja hari ini akan menjadi orang-orang yang
menjalankan kehidupan masyarakat di masa depan. Remaja saat ini akan menjadi
pemimpin, pakar maupun tenaga ahli di masa depan. Jika remaja berkualitas, maka
hampir bisa dipastikan masa depan umat akan cemerlang. Sebaliknya, apabila
remaja saat ini banyak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, mka kelak umat
ini akan menjadi umat yang terpuruk. Mereka akan menjadi pemimpin yang tidak
mampu mengurusi urusan rakyatnya, justru dia menjadi beban bagi rakyatnya.
Ringkasnya, remaja adalah senjata umat untuk mampu bangkit dan menggapai
kejayaan. Hebat, bukan?
Kemudian dilihat dari segi umur, remaja adalah mereka
yang berusia antara sekitar 14 – 20 tahun. Itu artinya, remaja adalah masa
dimana kita memiliki fisik yang prima. Dengan kekuatan fisik ini maka kita
akan mampu menghancurkan penghalang apapun yang menghalangi kita untuk mengukir
prestasi dan melakukan perubahan. Bayangkan saja, dunia hampir selalu
digerakkan oleh para remaja/pemuda.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia dipelopori oleh para
remaja yang gagah berani dan semangat yang membara yang mendesak para tokoh
semisal Bung Karno untuk menyegerakan pengumuman kemerdekaan. Orde reformasi
juga digerakkan oleh para pemuda yang menduduki gedung MPR dn melengserkan
Soeharto.
Bahkan sahabat Nabi Muhammad saw. yang memperjuangkan
Islam hingga Islam menang atas kaum kafir juga kebanyakan pemuda seperti Ali
bin Abi Thalib, Saad bin Abi Waqash dan Mush’ab bin Umair.
So, kita pun bisa menorehkan prestasi yang luar biasa
dengan kekuatan yang kita miliki.
Fren, ada 3 pertanyaan mendasar yang harus kita jawab supaya
kita bisa menjadi remaja berprestasi sekaligus disayang Allah:
Di mana kita sekarang?
Kemana kita akan pergi?
Bagaimana kita akan menggapainya?
Dimana kita sekarang? Kita sekarang berada di komunitas remaja. Komunitas ini
memiliki peran penting sebagai penentu masa depan umat dan memiliki kekuatan
fisik serta semangat yang besar untuk melakukan perubahan. Hanya saja, kekuatan
fisik dan semangat itu tidak cukup untuk membawa umat pada kemajuan tanpa
remaja memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya.
So, visi dan misi itu harus kita miliki. Kita harus
memahami bahwa kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah swt dan kelak
akan kembali kepada-Nya. Ketika kita kembali kita akan mendapat ganjaran berupa
surga atau neraka sesuai dengan amal perbuatan yang kita lakukan di dunia. Maka
inilah yang harus menjadi visi hidup kita, yaitu apa yang ingin kita dapatkan
ketika kita kembali kepada Allah. Apakah kita ingin mendapatkan Surga, atau
Neraka (Oops!).
Apabila kita telah memiliki visi dan misi yang jelas,
aktivitas yang akan kita lakukan pun akan menjadi jelas. Bila aktivitas kita
jelas, maka hidup kita pun akan menjadi produktif. Fren, rahasia kesuksesan
adalah hidup produktif.
Kemana kita akan pergi? Kita akan pergi ke komunitas yang disebut masyarakat. Di
komunitas ini kita akan memainkan peran kita. Kita akan mengarahkan masyarakat
sesuai dengan visi dan misi hidup kita. Jika visi dan misi kita adalah ridho
Allah swt dan surga-Nya, maka kita akan mengarahkan agar masyarakat
beraktivitas sebagaimana ‘ahli surga’ yaitu hidup sesuai dengan aturan Islam.
Bagaimana kita akan mencapainya? Untuk bisa mengarahkan masyarakat agar sesuai dengan visi
dan misi hidup kita, maka kita harus menyampaikan visi dan misi kita ini kepada
masyarakat luas. Dengan kita lain, kita harus mendakwahkan Islam ke
tengah-tengah masyarakat. Tidak ada visi dan misi yang bisa berjalan tanpa
didakwahkan. Bahkan dakwah ini adalah kewajiban. Rasulullah saw. senantiasa
mendakwahkan Islam hingga akhirnya bisa memenangkan agama Islam dan bisa
tersebar ke seluruh penjuru dunia juga berkat dakwah.
Lalu bagaimana kita akan mendakwahkan Islam? Tentu yang
harus kita lakukan pertama kali adalah mempelajari Islam. NGAJI. Lalu apa yang
sudah kita pelajari itu DILAKSANAKAN dengan baik dan benar. Sambil kita terus
belajar dan memperbaiki aktivitas kita, kita harus MENDAKWAHKAN ide Islam ini
ke tengah-tengah masyarakat.
Sukses ya?
Hary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar